Kamis, 22 Desember 2011

7 Rahasia tetap awet muda

7 Rahasia Tetap Awet Muda    
 
Banyak orang yang mengeluhkan keadaan kulit dan wajah mereka yang tampak lebih tua daripada umur sebenarnya. Untuk mengatasi masalah ini, ada 7 rahasia agar Anda tetap tampak awet muda:
1.Selalu merasa bahagia
Merasa bahagia adalah salah satu kunci utama agar tetap ter
lihat awet muda. Dalam setiap kegiatan, usahakan agar apa yang Anda lakukan sesuai dengan apa yang Anda inginkan. Hindari stres, perasaan bersalah dan tertekan karena paksaan orang lain. Ingat, apa yang Anda rasakan akan tercermin pada wajah Anda. Jadi, orang yang sedang bahagia, wajahnya akan terlihat berseri-seri, santai dan lebih muda daripada usia sebenarnya.
2.Banyak bergerak
Berolahraga adalah cara agar awet muda. Lakukan joging, jalan cepat, bersepeda maupun berenang sekitar 30 menit setiap hari. Dengan olahraga, risiko terkena serangan jantung, osteoporosis, dan kanker pun akan mengecil. Olahraga teratur dapat menambah fleksibilitas otot, memperkuat tulang, serta mengurangi stres, karena sel-sel tubuh mendapat lebih banyak oksigen. Tidur Anda pun akan nyenyak.
3.Konsumsi vitamin C
Vitamin C bisa Anda peroleh dari buah-buahan segar (terutama jeruk), sayur-mayur berwarna hijau (brokoli dan lain-lain) atau suplemen vitamin C sebanyak 1000 mg perhari. Vitamin C terbukti bisa meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi risiko terkena kanker dan melindungi tubuh dari efek yang ditimbulkan oleh polusi. Di samping itu, perbanyak minum air putih. Meminum air putih 8 gelas per hari akan mengurangi stres, menjaga kesegaran kulit, serta memperlancar kerja organ tubuh.
4.Gunakan pelindung UV
Matahari adalah salah satu faktor utama penyebab penuaan dini. Oleh karena itu, gunakan selalu lotion pelembab secara teratur setiap hari, khususnya bila akan bepergian, agar kulit tetap segar, lembab dan tidak terbakar sinar matahari, terutama sinar ultra violet (UV).
5.Istirahat cukup
Manusia butuh sekurang-kurangnya 8 jam setiap hari untuk tidur. Istirahat cukup bermanfaat untuk menghindari terbentuknya kantung mata, kulit keriput dan wajah kusam.
6.Perhatikan penampilan
Penampilan dan tata rias wajah juga memegang peranan penting. Meski usia terus bertambah, tetap perhatikan jenis kosmetik yang Anda pakai. Gunakan make-up tipis untuk kesan natural dengan tetap memperhatikan kondisi dan jenis kulit Anda.
7.Optimis
Orang yang pesimis selalu tidak percaya diri, gampang putus asa, dan tak pernah memperhatikan penampilan, yang bisa berakibat depresi. Jadi, berusahalah menjadi orang yang optimis dalam segala hal, sebab ini akan membuat hidup Anda akan lebih sehat dan bahagia. (Tabloid Nova)
 

4 perkara sebelum tidur


4 PERKARA SEBELUM TIDUR


> ( Tafsir Haqqi )
>
> Rasulullah berpesan kepada Aisyah ra : >  “Ya Aisyah jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara, yaitu :
>
1.    Sebelum khatam Al Qur’an,
2.    Sebelum membuat para nabi memberimu syafaat di hari akhir,
3.    Sebelum para muslim meridloi kamu,
4.    Sebelum kaulaksanakan haji dan umroh....
>
> “Bertanya Aisyah :
> “Ya Rasulullah.... Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara > seketika?”
>
> Rasul tersenyum dan bersabda : > “Jika engkau tidur bacalah : Al Ikhlas tiga kali seakan-akan kau > mengkhatamkan Al Qur’an.
>
> Membacalah sholawat untukKu dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan
> memberi syafaat di hari kiamat.
>
> Beristighfarlah untuk para muslimin maka mereka akan meredloi kamu.
>
> Dan,perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir maka
> seakan-akan kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umroh”

Sekian untuk ingatan kita bersama.

* Kalau rajin..Tolong sebarkan kisah ini kepada saudara Muslim yang lain. Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah mati.

Nikmat yang dilalaikan

Nikmat yang Dilalaikan
Penulis: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Zulfa Husein Al-Atsariyyah
Sakinah, Mutiara Kata
Banyak orang menyadari bahwa hidup dunia sangat singkat dan bersifat sementara. Namun kesadaran ini kebanyakan tidak diikuti dengan perilaku yang menghargai waktu. Alhasil, waktu sering terbuang percuma tanpa kita sadari.

Ketahuilah, wahai saudariku muslimah…! Waktu, bagi seorang muslim yang menyadari betapa berharganya tujuan hidupnya di dunia, tidak akan dibiarkan berlalu begitu saja dengan sia-sia. Ia tidak mengatakan seperti perkataan orang Barat materialis yang cinta dunia, time is money. Tapi ia mengatakan “waktu itu untuk ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala”. Umur kita pendek, waktu kita cuma sedikit, sementara kita harus mempersiapkan bekal yang banyak untuk menempuh perjalanan menuju kampung akhirat, bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Barangkali kita semua menyadari bahwa waktu hidup kita di dunia memang hanya sebentar, tidak ada yang hidup kekal. Namun entah mengapa kebanyakan dari kita tidak bisa menjaga waktu dengan baik sehingga waktu berlalu sia-sia tanpa diisi dengan amal kebaikan.
Saudariku…! Di antara waktu-waktu yang kita miliki, ada waktu lapang, waktu senggang, atau waktu yang kosong dari kesibukan. Dan waktu luang ini merupakan kenikmatan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala yang mesti digunakan sebaik-baiknya sebagai tanda syukur kepada-Nya. Namun kenyataannya, kebanyakan dari kita lalai akan nikmat ini sehingga kita pun merugi. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyatakan dalam sabdanya yang agung:

نِعْمَتاَنِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِماَ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: الصِّحَةُ وَالْفَرَاغُ

“Ada dua kenikmatan yang kebanyakan manusia merugi (terhalang dari mendapat kebaikan dan pahala) di dalamnya, yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Al-Bukhari no. 6412)
Hadits yang mulia di atas memberikan beberapa faedah kepada kita:

Pertama: sepantasnya bagi kita memanfaatkan waktu sehat dan waktu luang untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan mengerjakan kebaikan-kebaikan sebelum hilangnya dua nikmat itu. Karena, waktu luang akan diikuti dengan kesibukan, dan masa sehat akan disusul dengan sakit.

Kedua: Islam sangat memperhatikan dan menjaga waktu. Karena waktu adalah kehidupan, sebagaimana Islam memperhatikan kesehatan badan di mana akan membantu sempurnanya agama seseorang.

Ketiga: Dunia adalah ladang akhirat. Maka sepantasnya seorang hamba membekali dirinya dengan takwa dan menggunakan kenikmatan yang diberikan Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk taat kepada-Nya.

Keempat: Mensyukuri nikmat Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah dengan menggunakan nikmat tersebut untuk taat kepada-Nya. (Bahjatun Nazhirin Syarhu Riyadhis Shalihin, 1/180-181)
Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Banyak orang merugi di dalam dua jenis kenikmatan ini, nikmat sehat dan waktu luang. Karena bila seorang insan dalam keadaan sehat, ia mampu menunaikan apa yang Allah Subhanahu wa Ta'ala perintahkan kepadanya dan mampu meninggalkan apa yang Allah Subhanahu wa Ta'ala larang. Dadanya dalam keadaan lapang dan hatinya tenang. Demikian pula waktu luang, bila memang ada orang lain yang menyiapkan dan mencukupi kebutuhannya, ia pun lepas dari beban pekerjaan.

Namun bila seseorang punya waktu luang dan ia dalam keadaan sehat, maka ia banyak merugi di dalamnya. Karena kebanyakan waktu yang ada, kita sia-siakan tanpa faedah. Kita memang tidak mengetahui kerugian ini di dunia, akan tetapi nanti ketika ajal telah datang dan ketika terjadi hari kiamat, barulah seorang insan menyadarinya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

حَتَّى إِذَا جآءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قاَلَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صاَلِحاً فِيْماَ تَرَكْتُ


“Hingga ketika datang kematian menjemput salah seorang dari mereka, ia pun berkata: ‘Wahai Rabbku, kembalikanlah aku ke dunia agar aku bisa mengerjakan amal shalih yang dulunya aku tinggalkan’.” (Al-Mukminun: 99-100)
Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman:

مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُوْلُ رَبِّ لَوْ لآ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيْبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِيْنَ. وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْساً إِذَا جآءَ أَجَلُهاَ وَاللهُ خَبِيْرٌ بِماَ تَعْمَلُوْنَ

“Sebelum datang kematian menjemput salah seorang dari kalian, hingga ia berkata: ‘Wahai Rabbku, seandainya Engkau menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat sehingga aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih.’ Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang waktunya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Munafiqun: 10-11)

Kenyataan yang ada, banyak waktu kita berlalu sia-sia tanpa kita manfaatkan dan kita pun tidak bisa memberikan manfaat kepada salah seorang dari hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Kita tidak merasakan penyesalan akan hal ini kecuali bila ajal telah datang. Ketika itu seorang insan pun berangan-angan agar ia diberi kesempatan kembali ke dunia walau sedetik untuk beramal kebaikan, akan tetapi hal itu tidak akan didapatkannya.”
Asy-Syaikh rahimahullah juga menyatakan: “Terkadang nikmat ini luput sebelum datangnya kematian pada seseorang, dengan sakit yang menimpanya hingga ia lemah untuk menunaikan apa yang Allah Subhanahu wa Ta'ala wajibkan terhadapnya, ia merasakan dadanya sempit tidak lapang dan ia merasa letih. Terkadang datang kesibukan pada dirinya dengan mencari nafkah untuk dirinya sendiri dan keluarganya sehingga ia terluputkan dari menunaikan banyak dari amal ketaatan.
Karena itulah sepantasnya bagi insan yang berakal untuk memanfaatkan waktu sehat dan waktu luangnya dengan melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sesuai dengan kemampuannya. Jika ia dapat membaca Al Qur’an, maka hendaklah ia memperbanyak membacanya. Bila ia tidak pandai membaca Al Qur’an maka ia memperbanyak zikir kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bila ia tidak dapat melakukan hal itu, maka ia melakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Atau mencurahkan apa yang ia mampu berupa bantuan dan amal kebaikan kepada saudara-saudaranya. Semua ini adalah kebaikan yang banyak namun luput dari kita dengan sia-sia.” (Syarah Riyadhis Shalihin, 1/451-452)

Saudariku… mudah-mudahan apa yang tertulis dalam lembaran ini memberi faedah kepada kita. Kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar Dia memberi taufik kepada kita untuk beramal kebaikan sepanjang waktu kita di dunia ini dan semoga Dia memudahkan kita untuk menjaga waktu dengan sebaik-baiknya, mengisinya dengan amal ketaatan kepada-Nya sebagai tanda syukur akan nikmat-Nya. Mudah-mudahan dengan begitu, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan terus mengekalkan nikmat-Nya kepada kita dan menambahnya dengan kemurahan dari sisi-Nya.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأَزِيْدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيْدٌ

“Dan ingatlah ketika Rabbmu memaklumkan: ‘Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat itu kepada kalian. Dan jika kalian mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih’.”
(Ibrahim: 7)

Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

Kurikulum sekolah yang memaksa

Ada cerita sekolah binatang dengan kurikulum wajib yaitu terbang, berenang, berlari, memanjat, dan menyelam. Siswanya Elang, Bebek, Rusa, Tupai dan Katak yang punya keunggulan dan kelebihan masing-masing. Karena mereka harus memenuhi kurikulum tersebut mereka berlatih dengan sekuat tenaga.

si elang mempunyai keunggulan terbang,dia belajar untuk berenang hingga bulunya rontok dan sakit,dia belajar berlari hingga cakarnya yang kokoh pun patah,dia belajar memanjat hingga dia sdh tidak mampu lagi...

si bebek mempunyai keunggulan berenang,dia belajar utuk terbang hingga badannya memar karena jatuh, dia belajar berlari hingga selaput kakinya sobek, dia belajar memanjat hingga dia sdh tidak mampu lagi...

si rusa mempunyai keunggulan berlari, dia belajar terbang hingga badannya memar, dia belajar menyelam hingga pernafasannya sesak penuh air,dia belajar memanjat hingga kakinya patah,dia sudah tidak mampu lagi

si tupai dan si katak pun mengalami hal yang serupa.sehingga mereka tidak ada yang lulus ujian bahkan mereka kehilangan kemampuan unggulnya

hingga akhirnya mereka semua kehilangan kemampuan unggulnya,kehilangan keunggulannya.karena kurikulu wajib sekolah. Arahkan anak - anak kita untuk menggali kemampuan unggulnya, arahkan anak - anak kita untuk mengetahui pelajaran wajib, tanpa melupakan kemampuan unggulnya

Kekuatan kata-kata positif

Beberapa contoh kata, mas rizki kamu anak hebat,Nak. kamu pasti bisa mengatasinya !!Papa percaya itu,Nak

Jangan kuatir mas rizki, kamu pasti bisa mengatasinya..

Gali potensi anak-anak kita

Mengapa kita telah tega memasung kecerdasan anak-anak kita hanya untuk gengsi atau kekhawatiran akan masa depannya yang sungguh tidak beralasan. Mari kita bantu anak-anak kita untuk menggali potensi terbaik yang dimilikinya,apapun bidangnya

Ganti belajar dengan bermain

Saya mempunyai pengalaman pada saat saya mengajak anak berumur 4th untuk pergi ke preschool,saya berkata demikian ayo de berangkat sekolah waktunya belajar, respon yang terjadi adalah anak enggan pergi sekolah karena dalam benaknya belajar sama dengan membosankan.cobalah istilah belajar diganti dengan istilah bermain pasti responnya akan lebih bersemangat untuk sekolah padahal intinya sama yaitu belajar. karena dalam benak mereka kata bermain adalah kebebasan ekspresi, berpendapat. biarkanlah anak-anak kita berkembang sesuai usianya.

Anak yang kooperatif

Anak yang baik adalah anak yang kooperatif bukan yang penurut. apa bedanya? 

Anak penurut adalah anak yang mengikuti semua perintah tanpa berpikir dengan tujuan menyenangkan orang lain, sedangkan Anak yang kooperatif adalah anak yang setiap tindakannya didasarkan pada keputusan dan pertimbangan yang logis/kritis berdasarkan nilai - nilai sosial yang dibentuk dan diakui bersama.

Anak gagal sekolah

Para pembaca sekalian berikut saya sharing resume buku i love  mama papa

Anak yang bermasalah di sekolah belum tentu gagal di kehidupannya. karena mereka orang - orang kreatif lebih banyak sukses di kehidupannya.

Senin, 19 Desember 2011

Islam dan fanatisme kesukuan

ISLAM & FANATISME KESUKUAN
Islam datang ke muka bumi ini dengan ajaran-ajaran Alah swt. yang membimbing manusia seluruhnya kepada kehidupan yang ideal, yaitu kehidupan yang paling sempurna, sejauh yang dapat dicapai oleh manusia di muka bumi ini, baik dalam bidang akidah, ibadah, maupun dalam kehidupan sosial, demi kebahagiaan manusia itu sendiri di dunia dan di akhirat.

Ketika agama Islam yang dibawa oleh Muhammad Saw. untuk pertama kalinya datang di Makkah, jazirah Arab, pada abad VI M, banyak aspek kehidupan masyarakat Arab yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran Islam, pembawa rahmatan lil ‘alamin itu. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah faham syirik dalam bidang akidah dan ibadah, pandangan hidup yang materialistis, perbudakan, dan fanatisme kelompok dalam bidang sosial.

Sejarah telah mencatat bahwa Rasulullah Saw.  telah berhasil menumpas penyakit-penyakit syirik, pandangan hidup materialistik, perbudakan, dan fanatisme kesukuan, serta penyakit-penyakit kemasyarakatan lainnya dalam waktu yang relatif singkat, berkat dakwahnya yang berlandaskan tauhid dan keteladanan akhlaqul karimah.

Penyakit sosial berupa fanatisme kelompok, yang dalam bahasa Arabnya dikenal dengan istilah ’ashabiyyah jahiliyyah akhir-akhir ini kembali muncul dan memerlukan penanganan serius dari semua pihak. Fanatisme kesukuan ditandai oleh tiga hal, yaitu: Pertama, seseorang merasa berkewajiban untuk membela warga kelompoknya, sekalipun warga yang bersangkutan berada di pihak yang salah; Kedua, warga yang bersangkutan merasa berhak mendapat bantuan dari warga yang lain, walaupun ia telah melakukan hal yang bertentangan dengan kebenaran dan rasa keadilan; Ketiga, seseorang merasa berkewajiban menolong sesama anggota kelompoknya yang sedang mengalami kesulitan atau menghadapi suatu masalah, dengan cara apapun, sekalipun cara yang ditempuhnya bertentangan dengan peraturan dan hukum yang berlaku (illegal). Bahkan, ‘ashabiyyah pada zaman jahiliyyah dahulu seringkali membuat seseorang merasa bangga yang berlebihan dengan kelompoknya, sehingga memandang rendah kelompok yang lain.

Rasulullah Saw. melihat bahwa ‘ashabiyyah jahiliyyah atau fanatisme kelompok telah membawa akibat yang buruk dan kerugian yang besar bagi masyarakat luas. Karena itu, beliau sejak awal berteguh hati untuk memberantasnya, sebagaimana sabdanya:
 “Buanglah jauh-jauh fanatisme jahiliyyah”.

 “Orang yang suka menghembus-hembuskan fanatisme jahiliyyah bukanlah dari golongan kita (kaum muslimin)”.

Fanatisme kelompok dalam sejarahnya ternyata telah mendatangkan banyak bencana dan kerugian moral maupun material di kalangan warga masyarakat jazirah Arab, yang ketika itu memang teridiri dari banyak kabilah atau suku. Kerugian-kerugian tersebut antara lain:
Pertama, telah banyak menimbulkan pertentangan, pertengkaran, dan bentrokan fisik antar kelompok kecil maupun antar kelompok besar yang disebut “kabilah”. Bahkan, tidak jarang terjadi peperangan antar tetangga, gara-gara hal yang sepele, dan setelah diteliti ternyata akar permasalahannya bersumber dari ashabiyyah jahiliyyah itu.

Kedua, telah menimbulkan persekongkolan dalam kezhaliman yang acapkali menimbulkan lenyapnya hak-hak pihak lain dan timbulnya tindakan sewenang-wenang dari pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah.

Ketiga, telah mengakibatkan meluasnya tindakan kriminal semisal pembunuhan, pencurian, penggelapan milik orang lain, dan teror, yang pada gilirannya akan menumbuhkan tindakan balas dendam dari pihak yang sebelumnya merasa dirugikan.

Keempat, telah menggoyahkan sendi-sendi persatuan dan kesatuan di kalangan warga masyarakat jazirah Arab secara keseluruhan. Hal ini pada gilirannya mengakibatkan para penguasa setempat tidak berwibawa dan tidak berdaya dalam menegakkan peraturan dan melaksanakan undang-undang. Akibat paling buruk adalah meluasnya tindakan anarki di masyarakat.

Bagaimana upaya yang dilakukan Rasulullah Saw. untuk memberantas ‘ashabiyyah jahiliyyah pada masanya, kiranya dapat dijadikan contoh dalam memberantas fanatisme kelompok pada abad 21 ini.

Rasulullah Saw. mengkampanyekan prinsip-prinsip ajaran Islam tentang persamaan dan persaudaraan yang lebih luas, yaitu persaudaraan Islam (ukhuwwah islamiyyah), bahkan persaudaraan sesama  ummat manusia, tanpa membedakan warna kulit, jenis kelamin, suku bangsa dan daerah asal. Ketika seorang sahabat bernama Abu Dzar al-Ghihfari memanggil seseorang: “wahai orang hitam,” Nabi saw mendadak berubah raut mukanya seraya berkata kepada Abu Dzar: “Abu Dzar, ternyata engkau masih memiliki sifat jahiliyyah”.

Langkah-langkah lain dengan pendekatan sosial yang kongkrit pun dilakukan oleh Rasulullah dalam rangka memberantas ‘ashabiyyah ini. Misalnya, melalui pemberian zakat, shadaqah, dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya yang dilakukan kaum muslimin yang mampu kepada kaum muslimin yang tidak mampu dan memerlukan bantuan. Dengan demikian, warga masyarakat semuanya merasa diperlakukan secara adil.

Keberhasilan Rasulullah dalam mempersatukan kabilah-kabilah Arab dalam persaudaraan seagama dan kemanusiaan merupakan nikmat yang tiada taranya dari Allah Swt, sebagaimana dalam firman-Nya:
 “Berpeganglah kamu kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (pada masa jahiliyyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu kamu karena nikmat Allah menjadi orang-orang yang bersaudara, dan kamu pernah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatnya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.

Dengan demikian, kaum muslimin menjadi umat yang bersatu dan bukan saja pandai memberi perlindungan kepada sesama muslim, tetapi juga kepada non-muslim yang ingin bekerja sama dengan baik dengan mereka, seperti dalam sabda Rasulullah Saw.:
 “Kaum Muslimin sama antara seorang dengan yang lain dan bahkan mereka memberikan perlindungan keamanan kepada pihak non Muslim sekalipun. Kaum Muslimin itu adalah merupakan satu barisan yang kokoh dalam menghadapi pihak lain”.

Karena memiliki kelebihan seperti itu, maka Allah memuji ummat Islam dalam firman-Nya:
 “Kamu adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah”.

Demikianlah, ashabiyyah jahiliyyah yang sempat meluas pada zaman jahiliyyah dan awal Islam telah berhasil dikikis habis oleh Rasulullah saw. 14 abad yang lalu. Kini, ‘ashabiyyah ini  muncul kembali pada millenium II dewasa ini di banyak tempat, di kota dan di desa, di kalangan masyarakat muslim maupun bukan muslim. Dengan berkaca kepada apa yang telah dilakuan oleh Rasulullah Saw. bersama sahabatnya dahulu dalam menanggulangi wabah fanatisme kelompok tersebut, mari kita bersama-sama menanggulangi penyakit sosial ini. Semoga kita semua diberi kekuatan lahir batin oleh Allah Swt.  dalam upaya menciptakan masyarakat yang dipenuhi semangat ukhuwwah Islamiyah yang mampu membuat seluruh kaum Muslimin menjadi satu keluarga besar yang kokoh, kuat, dan penuh toleransi pula terhadap umat lain.  Barakallahu li wa lakum. Amin ya rabbal ‘alamin.

Sumber :
Disunting dari Buletin Jum'at Masjid Agung At-tin Vol. 101, yang ditulis oleh Prof. Dr. HD. Hidayat.

Mengenal Allah dengan benar


Bagaimana mengenal Allah dengan benar?
Ada dua jalan untuk rnengenal Allah SWT:
1.         Mengenal Allah lewat akal
Akal adalah salah satu sarana untuk mengenal Allah. Fungsi akal adalah untuk berfikir dan merenung. Seseorang yang memperhatikan ayat-ayat Al-Qur'an akan menemukan bahwa banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang menggugah akal untuk berfikir dan merenung, sehingga sampai pada hakikat kebenaran yang tidak diragukan Iagi (13:3; 16:11; 27:52).

Allah sangat mencela orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya dan akan memasukan mereka ke dalam neraka jahannam kelak (7:179)
·       Ayat Kauniyyah
Sesungguhnya banyak sekali fenomena-fenomena yang terdapat di mayapada ini yang menunjukan kebesaran Allah (2:164; 51:20-21; 3:190-191) :
o   Fenomena terjadinya alam
Di antara sesuatu yang wajib diterima akal adalah bahwa setiap sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan. Begitu juga alam semesta ini, tentu ada yang menjadikannya (52:35)
o   Fenomena kehendak yang tinggi
Kalau anda memperhatikan alam ini, anda yakin menemukan bahwa semua ini sangat tersusun rapi. Hal ini menunjukan bahwa di sana pasti ada kehendak agung yang bersumber dari Sang Pencipta Yang Maha Pintar dan Bijaksana (67:3). Kita ambil beberapa contoh: seandainya matahari hanya mernberikan panasnya kepada bumi sebanyak setengah dari panasnya sekarang, pastilah kita membeku karena kedinginan, dan seandainya panasnya bertambah setengah pastilah kita telah menjadi abu. Seandainya rnalam lebih panjang sepuluh kali dari malam sekarang ini, tentulah matahari pada musim panas akan rnembakar seluruh tanaman di siang hari dan di malam hari seluruh tumbuhan mernbeku.
o   Fenomena kehidupan
Bila anda perhatikan makhluk yang hidup di muka bumi anda akan menemukan berbagai jenis dan bentuknya, serta berbagai macam cara hidup dan berkernbang biak (24:5; 6:38). Semua itu menunjukkan bahwa di sana ada zat yang menciptakan, membentuk, menentukan rizkinya dan meniupkan ruh kehidupan pada dirinya (29:20; 21:30)
Bagairnana pintarnya manusia tentu ia tidak akan dapat rnembuat makluk yang hidup dari sesuatu yang belum ada. Allah SWT rnenantang manusia untuk membuat seekor lalat, jika mereka mampu (22:73-74; 46:4)
o   Fenomena petunjuk dan llham
Ketika kita mempelajari alam semasta ini kita akan melihat suatu petunjuk yang sernpurna dan yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya. Bagaimana kita dapat membedakan argumentasi petunjuk ini? Bagaimana ia dapat terwujud? Sungguh disitu terdapat jawaban yang diberikan akal, yaitu adanya Zat yang memberi hidayah (petunjuk) (20:50).
Seorang bayi ketika dilahirkan menangis dan mencari puting susu ibunya. Siapa yang mengajarinya?
Seekor ayam betina ketika mengerami telurnya ia membolak-balikkan telurnya, agar zat makanan yang terdapat pada telur tersebut rata. Dengan demikian telur tersebut dapat menetas. Secara ilmiyah akhimya diketahui bahwa anak-anak ayam yang sedang diproses dalam telur itu mengalami pengendapan bahan makanan pada tubuhnya di bagian bawah. Jika telur tersebut tidak digerak-gerakan niscaya zat makanan yang ada di dalamnya tidak merata, dengan demikian ia tidak bisa menetas. Siapa yang mengajarkan ayam untuk berbuat demikian?
Akal yang sehat akan berpendapat bahwa di sana pasti ada yang memberi hidayah (petunjuk) dan Al-Qur’an menerangkan bahwa zat yang memberi hidayah itu adalah Allah yang menciptakan lalu memberi hidayah.
o   Fenomena pengabulan do’a
Kita sering mendengar seseorang yang ditimpa suatu musibah yang membuat hatinya hancur luluh dan putus harapan. Ia berdo’a menghadap Allah SWT, tiba-tiba musibah itu hilang. Kebahagiaanpun kembali dan datanglah kemudahan setelah kesusahan. Siapa yang mengabulkan doa?
Sudah menjadi suatu yang logis bila seorang menghadapi bahaya pasti menghadap Allah SWT dan berdo’a. Firman Allah (17:67; 10:22-23; 6:63-64). Siapa yang mengabulkan doa itu?
·       Ayat Quraniyyah
Ayat-ayat Allah yang terdapat dalam Al-Quran berupa ajaran-ajaran konsep hidup, peraturan yang lengkap adalah merupakan mu’jizat yang nyata yang menunjukan akan adanya Allah. Mu’jizat itu terdapat pada :
o   Keindahan penyampaiannya, ketinggian bahasanya dan kerapian susunan ayat-ayatnya, yang sampai kini tak seorang manusia pun yang mampu dan sanggup menandingi-Nya atau membuat walaupun satu ayat. Al-Qur'an menantang siapa yang sanggup rnendatangkan satu surat ataupun satu ayat yang semisal (2:23; 10:38,11,13; 17:88)
o   Pemberitahuan Al-Qur'an tentang hal ihwal kaum `Aad, Tsamud, Kaum Nabi Luth, tentang Maryam, Nabi Isa dll. (9:70; 14:9; 50:12-14). Semua itu datang lewat lisan seoring yang ummi -tidak bisa membaca tidak bisa menulis- tidak pernah belajar kepada seorang guru serta tidak pernah hidup di tengah masyarakat berilmu atau di lingkungan Ahli Kitab (29:48). Semua itu menunjukan bahwa Al-Qur'an datang dari Allah SWT.
o   Pemberitahuan Al-Qur'an tentang kejadian-kejadian yang akan datang, persis seperti dikatakan Al-Qur’an:
§  Pemberitahuan Al-Qur'an tentang kekalahan bangsa Persia atas bangsa Romawi (30:1-3)
§  Janji Allah kepada kaum Muslimin untuk menjadikan mereka pemimpin (khalifah) di muka bumi sebagaimana ummat sebelum mereka (24:55). Dan janji Allah itu betul-betul terjadi. Pada masa Nabi SAW kaum muslimin telah menguasai jazirah Arab. Pada massa sahabat mereka telah menguasai dan sampai ke Persia. Kemudian menguasai Romawi di Syam, Mesir dan sekitarnya.
§  Janji Allah kepada kaum muslimin dengan kemenangan pada perang Badar (8:7).
§  Janji Allah kepada Rasul-Nya bahwa ia akan memasuki Masjid Haram (48:27).
§  Pemberitahuan Al-Qur'an bahwa Abu Lahab akan mati dalam keadaan musyrik.
o   Penemuan Ilmiyah yang tidak mungkin ditemukan oleh seorang ummi (tidak bisa baca tulis):
§  Pemberitahun Al-Qur'an bahwa mulanya bumi dan langit satu, kemudian terpisah dari langit (21:30)
§  Tentang asal kejadian manusia (22:5)
§  Pemberitahuan Al-Qur'an bahwa sumber rasa adalah urat syaraf yang terletak di bawah kulit (4:56)
§  Pemberitahuan Al-Qur'an tentang hampa udara bila manusia semakin tinggi naik ke langit (6:125)
§  Pemberitahuan Al-Qur'an bahwa bumi ini bundar (39:5)
o   Syari’at dan peraturan yang terkandung dalam Al-Qur'an dapat kita lihat dari beberapa segi:
§  Kelengkapan peraturan tersebut (syumul). Tidak ada situ amal perbuatanpun dan yang sekecil-kecinya sampai yang sebesar-besarnya kecuali Islam telah menerangkan hukum dan caranya (6:38; 16:89)
§  Kesesuaian di segala zaman dan ternpat. Sebab Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh manusia sampai hari kiamat (21:107; 34:28; 7:158)
§  Kekal sampai hari kiamat. Syariat Islam adalah syari’at yang kekal sampai hari kiamat (15:9)
2. Mengenal Allah lewat rnemahami Asmaa'ul Husna
Cara kedua untuk mengenal Allah adalah dengan memahami Asma Allah yang baik (Asmaa'ul Husna)
·       Allah sebagai Rabb
Di antara ciri-ciri khusus dari kerububiyahan-Nya adalah:
o   Dia sebagai pencipta segala sesuatu (40:62; 6:102)
o   Yang memberi rizki (35:3; 11:6)
o   Yang memiliki (2:284)
o   Yang memberi manfaat dan bahaya (6:17; 35:55)
o   Yang menghidupkan dan mematikan (30:40)
o   Yang mengatur alam semesta ini
·       Allah sebagai Penguasa raya (114:2)
Di antara ciri khas yang dimiliki oleh penguasa adalah:
o   Dia sebagai pelindung (5:55; 2:257)
o   Dia sebagai penentu hukum (6:57; 12:40; 6:114)
o   Yang hendak memerintah dan melarang (7:54)
o   Yang menentukan undang-undang peraturan (42:21)
o   Yang ditaati (3:132; 3:32)
·       Allah sebagai Ilah (114:3)
Diantara sifat-sifat khusus bagi Ilah adalah Dia sebagai zat yang wajib disernbah (20:14)

Materi Dakwah.